Pendidikan moderen di indonesia dimulai sejak politik etis dijalankan oleh pemerintah belanda, walaupun tujuan yang pertama adalah untuk mencari pegawai rendahan yang murah, mereka yang hanya lulusan SR dijadikan pegawai rendahan, ini dilakukan pemerintah colonial belanda untukmenghemat biaya pemerintah colonial dalam membiayai pegawainya. Namun pada kenyataanya pendidkan jaman hindia belanda tidakalah sepereti jaman sekarang, mereka yang sekolah dipisah pisah antara warga pribumi ,warga asia timur, dan warga kulit putih. Warga pribumi disekolahkan di sekolah pribumi dan jenjang yang sangat rendah,mereka yang melanjutkan ke jenjang lebih tinggi adalah para bangsawan yang kelak membawa perubahan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Semntara itu pendidikan tradisional di Indonesia sudah dimulai sejak masuknya islam ke nusantara melalui pondok pesantren, dipondok pesantern para ulama dan walisongo menyebarkan agama islam melalui pendidikan yaitu pondok pesantren,dipondok pesantern mereka mempelajari berbagi kitab .
Pada awal abad 20 seorang ulama dari kauman Jogjakarta
mempelopori pendidikan islam modern yang dinamakan muhammadiyah, tujuan
didirikan muhammadiyah adalah untuk mengimbangi pendidikan colonial belanda
yang memngkelas-kelaskan pendidikan. Pendidikan yang dilakukan oleh muhamadiyah
memadukan antara pendidikan islam dan pendidikan modern barat, hal serupa juga
dilakukan oleh pelopor pendidikan di Indonesia yaitu ki hajar dewantoro yang
mendidrikan taman siswa yang lebih kosentrasi ke pkependidikan dari pada
muhamadiyah yang lebih ke hal social keagamaan. Langkah muhamadiyah dan taman
siswa didikuti oleh nu yang tetap pada pendidikan tradisional pondok pesantren,
walaupun sekarang mengalami pergeseran melaksanakan pendidikan modern yang
fomal sepeti muhamadiyah.
Pendidkan sekarang mengalami berbagai masalah yang dihadapi
oleh dunia pendidikan dan masarakat salah satunya adalah mahalnya biaya
pendidikan Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini yang sering muncul untuk
menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam
bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga
Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain
kecuali tidak bersekolah.
Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp
500.000,- sampai Rp 1.000.000,- Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta.
Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta. Makin mahalnya biaya
pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan
MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih
dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite
Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya
unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih
luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang selalu
berkedok, “sesuai keputusan Komite Sekolah”. Namun, pada tingkat
implementasinya, ia tidak transparan, karena yang dipilih menjadi pengurus dan
anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat dengan Kepala Sekolah.
Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah,
dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab negara
terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya.
Apalagi sekarang muncul sekolah-sekolah berbasis
internasional yang se-akan-akan itu dapat menaikan mutu pendidikan di Negara
kita. Sekolah internasional hanya mengedepankan kelas berbahasa inggris dan
teknologi canggih, disamping itu sekolah internasional juga mematok biaya masuk
sekolah yang sangat tinggi yang menyebabakan mereka yang tidak mampu tidak bisa
masuk disekolah tersebut,sekolah RSBI menjadikan sekolah di Indonesia menjadi
seperti sekolah pada zaman colonial belanda yang berkelas-kelas dan terkotak-kotak,
sehinnga dari hal tersebut munculah plesetan sekolah bertarif internasional.
RSBI yang diterapkan oleh pemerintah juga dipertanyakan karena apakah setandar
internasional yang diterapkan oleh pemerintah yang diterapkan untuk sekolah
RSBI juga diterapakan dan diakui di dunia internasional dan khususnya UNESCO
yaitu badan PBB yang menangani masalah pendidikan dan ilmu pengetahuan?
Pertanyaan tersebut pasti jawabanya tidak. Mutu pendidikan tidak hanya
ditentukan oleh bahasa pengantar dan teknologi pendukung tapi masih banyak
komponen-komponen yang perlu diperhatikan.
Salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan adalah
guru sejauh ini pemerintah sudah berusaha memajukan mutu guru dengan cara
melaksankan program sertifikasi guru, guru yang sudah sertifikasi akan
mendapakan tunjangan lebih. Namun masalah kesejahteraan guru masih menjadi
masalah yang pelik, terutama bagi mareka yang berstatus guru bantu. Pemerintah
harus memberiaksn solusi, semua guru tidak bisa mengharapkan status PNS karena
cukup banayakanya, guru harus mampu menciptakan lapangan pekerjaanya sendiri
diluar pekerjaqan mereka menjadi guru. Selain itu dari pihak pemerintah harus
lebih memperhatikan nasib guru terutama bagi mereka yang berada di daerah
terpencil.
Salah satu yang menjadi isu penting dalam dunia pendidikan
adalah ujian nasional, pemerintah menganggap ujian nasional sebagai solusi
untuk menaikan mutu pendidikan nasional ,penentuan kelulusan ujian nasional
ditentukan oleh pemerintah melalui setandar kelulusan yang tiap tahun naik,
padahal di dindonesia peta kualitas pendidikan dindonesia sangat mencolok
terutama disekolahan pedesaan dan sekolah diluar pulau jawa, sekolah yang
berada di Jakarta tentunya beda dengan sekolah yang ada di papua misalanya.
Setiap tahun banyak siswa yang menjadi korban ujian nasional padahal belum
tentu mereka tidak pintar, banyak hal yang menjdi factor penentu kelulusan,
dari keprihatinan tersebutlah maka munculah komunitas air mata guru di medan
yang secara resmi menggugat pemerintah tentang adanya ujian nasional ke
mahkamah konstitusi, dan akhirnya gugatan mereka dikabulkan dan ujian nasional
dibatalkan, namun pemerintah tetap melaksanakan ujian nasional dengan merubah
kebijakan yaitu mengadakan ujian nasional susulan bagi mereka yang tidak lulus sebelumnya
pemerintah tidak mengadakan ujian nasional.
Dunia pendidikan juga tidak biasa dilepaskan dari masalah
moral dan karakter bangsa, suatu indicator keberhasilan pendidikan biasanya
dilihat dari karakter bangsa dan moral , namun saat ini dunia pendidikan kita
sedang mengalami krisis moral, berbagai kejadian didunia pendidikan yang
berkaitan dengan masalah moral terus berdatangan, diantaranya adalah tawuran
anatar pelajar yang sering terjadi, tawuran anatar pelajar terjadi karena
persoalan sepele yang mengakibatkan mereka bermusuhan, selain itu tawuran
disebabkan karena mereka ingin menunjukan jati diri mereka, para remaja yang
masih mencari jati diri sering kali merasa lebih nyaman dengan teman-temannya
dibanding dengan orang tuanya, hal ini menyebabkan mereka membentuk kelompok
geng, bila kelompok geng mereka merasa diganggu maka mereka akan melakukan
tawuran, tawuran juga dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dari kelompok lain.
Kekerasan dalam sekolah juga terjadi saat masa orientasi siswa yang lebih
dikenal dengan perploncoan ,
Perkembangan pendidikan di Indonesia terus mengalami
perubahan dan perkembangan, perkembangan ini bisa menjadi indicator kemajuan
suatu negara atau kemunduran suatu Negara, dalam perkembangan pendidikan di
Indonesia yang terus menghadapi masalah karena perubahan itu bisa menjadi
rujukan perbaikan pendidikan di Indonesia, pendidikan bukan hanya tanggung
jawab Negara tapi juga tanggung jawab seluruh lapisan dan elemenn masarakat
terutama pendidikan karakter bangsa yanga sangata tergantung dengan kondisi
social budaya masarakat tersebut., sehingga masalah pendidika perlu perhatian
dan kerja sama baik pemerintah dan masarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar